Pengurus Lama & Pengurus Baru, Jangan Nge-'PHP'-in, Juga Bukan Untuk dimanjain
Regenerasi menjadi hal yang pasti ada dalam suatu organisasi.
Regenerasi ini lebih mudah diartikan sebagai proses bergantinya pengurus
lama ke pengurus baru. Biasanya, agar dalam kepengurusan baru punya jalan yang
pasti “mau dibawa ke mana” organisasi yang bersangkutan, mantan pengurus lama
kadang memberikan sesuatu yang disebut arahan kerja.
Arahan kerja ini biasanya berisi rekomendasi-rekomendasi yang
setidaknya bisa dilakukan oleh pengurus baru. Namun, sudahkah arahan yang
diberikan mantan pengurus dirasa menjadi sebuah “arahan” bagi pengurus baru?
Jawabannya tergantung tindaklanjutnya. Bisa jadi, arahan – arahan yang
diberikan mantan pengurus dirasa bukan menjadi arahan bagi pengurus baru tatkala
pengurus lama tidak memberikan “petunjuk” awal untuk mencapai arahan itu.
Contoh misalkan tahun ini merekomendasikan agar bisa ini itu ini itu. Namun ketika
tidak disertai dengan memberikan minimal “petunjuk” sebagai gambaran awal bagi
pengurus baru, seolah rekomendasi seperti sebuah arahan –tanpa- arahan yang
sifatnya nge-“PHP”-in (anak muda zaman sekarang pasti tahu apa itu "PHP").
Bayangkan saja, kalau hanya berupa rekomendasi namun tidak ada
petunjuk (minimal), bagaimana pengurus baru paham akan apa yang seharusnya ia
lakukan? Mending jika sebelumnya dia sudah memiliki pengalaman dibidang yang
direkomendasikan. Tapi kalau tidak? Tentu rekomendasi itu seolah akan menjadi
pemicu pusing kepala. Kalau orangnya penuh dedikasi, semangat juang dan
komitmen mengemban amanah oke tak masalah. Namun jika pengurus baru masih “labil”?
Tentu hal itu sangat rawan.
Tapi perlu diingat juga bagi pengurus baru. Pemberian petunjuk
arahan kerja ini bukan terus membuat pengurus baru seolah “dimanjakan”. Karena
petunjuk ini sifatnya seperti rambu-rambu. Jadi tak selamanya pengurus baru bisa
berharap untuk terus “didorong” dengan pemberian petunjuk arahan ini. Bukan karena
mantan pengurus acuh. Karena sejauh apapun mobil mogok didorong tanpa mesin
dinyalakan, mobil itu juga tak akan pernah bisa berjalan sendiri.
Berarti pengurus baru juga harus bisa mandiri sejak awal. Pemberian
petunjuk dari mantan pengurus lama idealnya adalah 2 pekan pertama saat masuk kepengurusan
baru. Atau maksimalnya sebulan. Setelah itu, tugas dari mantan pengurus lama
cukuplah memantau. Membantu pun, apabila ada situasi yang urgen. Tidak bisa
selamanya. Jika selamanya, kapan pengurus baru bisa berkembang dan mandiri? Pengurus
baru yang hebat adalah apabila diberikan satu petunjuk, ia mampu
merepresentasikan satu petunjuk itu untuk menemukan petunjuk-petunjuk yang lain.
Begitulah hubungan pengurus lama dan pengurus baru dalam regenerasi.
Penjabaran diatas tak lebih dari sebuah langkah agar kaderisasi di organisasi
berjalan dengan baik.
Kesimpulannya, sesuai judul, pengurus lama jangan Nge-“PHP”-in, dan
pengurus baru juga bukan untuk dimanjain. Antara kedua pihak, harus bisa saling
memahami.
Selamat berorganisasi. Semoga memberi manfaat.
#JustMyOpinion
(AK22/@AjiiKurniawan)
0 comments: