BBM Naik, Jokowi Punya ''Kartu Sakti'', Undip Punya ''Kupon Sakti''
Sudah lebih dari 2 pekan harga BBM naik, pemerintah pun mengeluarkan
seribu satu cara sebagai konpensasi atas kebijakan yang tak popular tersebut,
terutama untuk mereka yang tergolong rakyat miskin. Semua pasti sepakat,
kebijakan yang paling pupuler di pemerintahan Jokowi-JK saat ini adalah dengan “kartu
sakti”.
Apapun namanya, mau Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar,
dan kartu Indonesia-Indonesia yang –mungkin- nantinya akan terus dikeluarkan,
ternyata di kampus Undip juga ada hal yang hampir mirip dengan “kartu sakti”
tersebut.
Ya, seperti judul artikel ini, jika Jokowi punya “kartu sakti”,
Undip punya “kupon sakti” khusus untuk pembelian BBM di SPBU Undip. Dan saya,
termasuk salah satu yang mendapatkannya. Saya dapatkan beberapa saat usai
pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM bersubsidi pada Senin, 17 November
2014 lalu.
Kalau sedikit berceloteh, entah kebetulan atau tidak, karena saya mendapatkan
“kupon sakti” ini tak lama setelah BBM naik, dan baru 2 bulan membawa motor ke
Semarang, hal itu seolah-olah seperti konpensasi yang diberikan Undip kepada
mahasiswanya supaya tetap bisa memenuhi kebutuhan BBM motornya. (kebetulan atau
tidak yang jelas sudah takdirnya).
Dari mana dapatnya? Saya mendapatkannya dari sebuah acara tentang
kewirausahaan yang digelar di salah satu fakultas di Undip. Ketika diberi
kesempatan bagi audiens untuk bertanya, saya bertanya dan akhirnya mendapat
sebuah doorprize. Ternyata doorprize tersebut adalah “kupon sakti” yang saya
maksudkan tadi.
Bentuk dari “kupon sakti” berupa voucher BBM tersebut bisa dilihat
seperti gambar yang saya tampilkan di artikel ini. Ada nominal Rp 10.000
dipojok kanan bawah, berarti voucher ini bisa ditukar dengan harga BBM senilai
Rp 10.000. Disisi sebaliknya ada tanda persetujuan konsumen dengan pihak SPBU
disertai dengan stempel resmi Undip.
Saya pun sudah mempraktekkan seperti apa ‘kesaktian’ kupon / voucher
ini. Saya mulai berdasar rundown. Harga BBM naik tanggal 17 November 2014, saya
mendapatkan voucher ini 21 November 2014 (empat hari pasca harga BBM naik).
Saya tidak langsung menggunakan voucher ini setelah mendapatkannya.
Namun saya simpan dulu kurang lebih seminggu untuk menunggu premium di motor
saya “sekarat” hingga tinggal menyisakan beberapa tetes ibaratnya, asal tidak
benar-benar habis kering kerontang (bisa-bisa motor berhenti ditengah jalan
malahan, repot sendiri nanti).
Saya sengaja demikian untuk melakukan percobaan, seberapa lama saya
bisa melakukan penghematan anggaran RAB saya dengan adanya voucher ini. Terutama
untuk keperluan konsumsi BBM.
Waktu yang ditunggu pun tiba. Kalau tidak salah tanggal 26 November
2014 kemarin, saya menggunakan “kupon sakti” di SPBU Undip Tembalang. Dan
ternyata, cukup dengan menukarkan ke petugas yang mengisi BBM, saya bisa
mendapatkan BBM senilai Rp 10,000.
Kalau bicara Rp 10.000 untuk beli bensin dapat seberapa liter
banyaknya (dengan harga BBM yang sekarang sudah naik), kalau dituangkan ke botol
air minum mineral ukuran besar akan terisi kira-kira setengah botol lebih
dikit.
Tidak percuma juga saya dulu mengikuti seminar kewirausahaan secara
GRATIS (dapat snack pula) dan saya bertanya sehingga mendapatkan voucher ini.
Karena berdasarkan ‘percobaan’ yang saya lakukan ini, tangki BBM motor saya
yang nyaris kosong kemudian saya isi dengan Premium seharga Rp 10.000 menggunakan
alat tukar voucher tadi, “kesaktian” kupon tadi bisa membuat saya seminggu
tanpa isi ulang BBM bagi motor saya. Meski saya juga harus menggunakan motor
mondar-mandir ke sana-sini.
Untuk isi ulang BBM baru saja saya lakukan pada 3 Desember 2014
kemarin, tak lama sebelum saya menulis artikel ini. Lumayan lah bagi saya, Rp
10.000 untuk 1 pekan konsumsi BBM.
Memang ada teman yang yang bilang Rp 10.000 untuk konsumsi BBM
selama 1 minggu rasanya sulit. Yaaaa itu semua tergantung bagaimana kita
me-manage keperluan akomodasi sehari-hari. Kalau untuk keperluan jarak dekat misal
beli makan, saya mending jalan kaki. Tapi kalau cukup jauh (termasuk mencari data skripsi), urusan urgent, naaaah…
baru pakai motor.
Yaaaah begitu cerita saya kali ini seputar “kupon sakti” yang saya dapatkan
pasca harga BBM bersubsidi naik kemarin yang kesaktiannya tak kalah dengan “kartu
sakti” ala Jokowi. Saya yakin tidak hanya saya yang mendapatkan, banyak kok.
Jadi jangan lupa bersyukur atas nikmat yang didapat. Alhamdulillah….
Sebagai penutup, ada sedikit pesan yang mau saya bagikan :
Rizki manusia sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Tinggal bagaimana
manusia menggunakan rizki yang didapat tersebut dengan sebaik-baiknya. Mari
kita gunakan rizki sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan. Dan berusaha
menjadi hamba yang bersyukur, serta tidak berlebih-lebihan. Karena Allah tidak
suka dengan hamba-Nya yang berlebih-lebihan.
Demikian pesan yang saya berikan diakhir artikel ini. Semoga tidak kalah “sakti” dengan
kartu & kupon tadi :)
Sekian cerita kali ini. Semoga bermanfaat...
(AK21/@AjiiKurniawan)
0 comments: