Inspirasi Dari Sosok Sri Mulyani


Sri Mulyani Indrawati, begitulah nama lengkapnya, akhir-akhir ini kembali menjadi perbincangan publik terkait kasus Bank Century yang merugikan negara Rp 6,7 trilliun.

Apalagi kalau bukan kesaksian yang beliau berikan kepada hakim dalam sidang Tipikor di Jakarta awal Mei 2014 ini. Setelah lama berada di Amerika karena dipilih menjadi Managing Director World Bank, wanita kelahiran Tanjung Karang, 26 Agustus 1962 ini akhirnya kembali ke Tanah Air untuk memberikan kesaksian kepada hakim terkait kasus Century yang kini tengah didalami KPK.

Ada beberapa hal yang bisa dikupas dibalik sidang kesaksian Sri Mulyani ini. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Pertama, mengambil keputusan berdasarkan perasaan.

Saat memberikan kesaksian, terkait kondisi Bank Century kala itu, dalam mengambil keputusan, Sri Mulyani sempat menyebut latar belakang perasaan sebagai salah satu dasarnya. Pernyataan itu pun langsung disambar hakim anggota I Made Hendra dengan sejumlah pertanyaan.

"Apa ada dasar pengambilan keputusan berdasarkan perasaan?" tanya Hendra.

"Ada banyak teori yang mengatakan itu," tandasnya.

Sri Mulyani menilai kondisi perekonomian global memang sedang kacau. Namun karena Bank Century dikelola dengan buruk dan di dalamnya sudah muncul sejumlah masalah, membuat bank ini rontok pertama kali akibat guncangan krisis global.

Kedua, Sri Mulyani dapat tepuk tangan.

Saat Mantan Menkeu Sri Mulyani bersaksi untuk terdakwa Budi Mulya dalam sidang perkara Bank Century, sempat terjadi perdebatan antara dia dengan jaksa. Usai debat tersebut, hadirin sidang pun bertepuk tangan untuk Sri Mulyani.

Pada sidang yang berlangsung di Pengadilan Tipikor, Jl. Rasuna Said, Jaksel, Jumat (2/5/2014), Sri Mulyani menjelaskan bahwa di tahun 2009, masyarakat akhirnya tenang karena tahu Bank Century sudah diambil alih LPS. Tetapi jaksa kembali mempertanyakan kondisi tenang itu karena sebenarnya uang yang ditanam di Bank Century merupakan milik negara.

"Kalau ketenangan masyarakat nilainya berapa kira-kira?" tanya Sri Mulyani balik ke jaksa KMS Roni.

"O.. Tidak bisa diukur," jawab Roni.

"Bisa dong pak," balas Sri Mulyani lagi.

"Dari mana bisa diukurnya?" tanya balik Roni.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa saat itu ada Rp 1.700 triliun uang rakyat di seluruh bank. Ada juga 82 juta akun rekening. Dan angka-angka itulah yang dijaga agar tak terjadi kepanikan dan kegelisahan.

"Itulah nilai keamanan itu," ucap Sri Mulyani dengan tegas.

"Makanya mudarat paling kecil saya ambil tapi saya tahu manfaat besar terhadap Indonesia dan itu terbukti," tegasnya.

Sontak, puluhan hadirin yang berada di dalam ruang sidang bertepuk tangan. Tak hanya itu, sekitar 50 orang pegawai Kemenkeu yang menonton sidang dari layar di lantai bawah juga mengapresiasi dengan memberikan tepuk tangan.

Hakim ketua pun menenangkan hadirin sidang. Jaksa kemudian melanjutkan pertanyaannya.

Ketiga, padatnya pengunjung sidang kesaksian Sri Mulyani, membuat banyak yang harus berdiri

Pengunjung sidang kasus Century kali ini benar-benar padat. Banyak juga yang berdiri, ruangan sidang pun penuh sesak. Ruangan sidang yang biasanya dingin karena AC menjadi panas.

Berblazer hitam dan berkacamata, Sri Mulyani tampak tenang di persidangan. Tak terjadi perdebatan dengan jaksa atau pengacara. Dalam sidang ini banyak pendukung Sri Mulyani yang hadir, termasuk dari pegawai Kemenkeu.

Keempat, gaya Sri Mulyani di pengadilan, mulai dari minum sampai menawarkan jaksa mic.

Ada kejadian menarik saat sidang baru dimulai. Ketika jaksa membacakan BAP, tiba-tiba mic mati.

Sri Mulyani dengan santai pun menawarkan mic bagi saksi untuk jaksa. Sang jaksa menolak, namun Sri Mulyani segera berdiri dan membawa mic ke jaksa. Sri Mulyani sempat bolak balik dari kursi saksi ke kursi jaksa.

Jaksa menolak halus dengan alasan apa yang dia sampaikan direkam, jadi kalau memakai mic saksi bisa tak terekam. Sri Mulyani pun tersenyum mendengar jawaban jaksa.

Di sela-sela sidang, Sri Mulyani yang membawa mug minuman, juga sempat membuka mugnya dan minum. Apa yang dilakukan Sri Mulyani sempat mendapat teguran dari Ketua Majelis Hakim Aviantara. Dengan sopan Sri Mulyani meminta maaf.

"Kalau minum di dalam ruang sidang harus izin dulu. Di sini tidak boleh," kata hakim ke Sri Mulyani.

"Ooh harus di luar ya. Mohon maaf hakim, saya tidak pernah ke pengadilan," jawab Sri Mulyani.

Kelima, di mata pegawai, Sri Mulyani sosok yang tangguh dan cerdas.

Puluhan pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hadir di Pengadilan Tipikor saat Sri Mulyani menjadi saksi di persidangan kasus Bank Century. Di mata mereka, Sri Mulyani yang pernah menjadi Menteri Keuangan adalah sosok yang tangguh dan juga cerdas.

"Ibu Sri itu membanggakan, beliau adalah wanita yang sangat tangguh," kata salah seorang pegawai Kemenkeu, Hamidah di Pengadilan Tipikor, Jl. Rasuna Said, Jaksel, Jumat (2/5/2014).

Pegawai Kemenkeu lainnya, Alvian, mengaku kagum dengan sosok Sri Mulyani yang berani. Berbagai keputusan ia ambil dengan tegas.

"Beliau itu cerdas dan berani mengambil keputusan. Ibu Sri juga punya track record yang baik," ujarnya.

Hamidah dan Alvian belum pernah berinteraksi langsung dengan Sri Mulyani. Tetapi dari cerita rekan-rekan dan senior mereka di Kemenkeu, kiprah Sri Mulyani saat menjabat sebagai menteri tak diragukan lagi.

"Waktu jadi Menkeu, beliau punya andil yang sangat besar," kata Alvian.

Ruang sidang yang penuh membuat keduanya hanya bisa menyaksikan jalannya sidang lewat layar di lantai bawah. Tersimpan keinginan dari mereka untuk bisa menyapa wanita yang kini berkarir di World Bank itu.

"Sebenarnya ingin menyapa langsung setelah sidang, tapi melihat kondisi di atas penuh ya bagaimana. Kalau bisa menyapa, mau kasih support dan bilang terima kasih," ucap Alvian.

Itulah segelintir kejadian yang bisa dikupas saat Sri Mulyani memberikan kesaksian untuk terdakwa mantan Deputi BI Budi Mulya. Diluar "konspirasi" yang beredar, banyak pihak yang kagum terhadap sosok Sri Mulyani. Saya pun termasuk.

Jangan hanya memandang dari kebanyakan berita yang beredar saat ini. Tengoklah segudang prestasi yang ditorehkan Sri Mulyani. Komentar dan analisisnya kritis, lugas, jernih dan populer. Ia primadona panggung seminar dan talk show di televisi kala itu. Selain sering muncul di seminar-seminar, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) ini juga sempat aktif menjadi penasihat pemerintah bersama sejumlah ekonom terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid. Ia pernah menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.  

Kepribadiannya yang lugas dan cerdas, telah mengantarkannya kepada pergaulan yang sangat luas. Ia disenangi banyak orang di dalam dan luar negeri. Tak heran bila pada awal Oktober 2002 lalu ia terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group), menggantikan Dono Iskandar Djojosubroto. Dia menjadi perempuan pertama dari Indonesia menduduki posisi itu.

Ia juga dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets, serta Wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

Pertanyaannya, jikalau ada segelintir kalangan yang selama ini menuntut Sri Mulyani-lah yang harus bertanggungjawab terkait kasus Bank Century ini, apakah pihak yang menuntut itu bisa menorehkan prestasi seperti yang Sri Mulyani capai? Apakah pihak yang menuntut tersebut nantinya juga bisa mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional seperti Sri Mulyani?

Hanya satu jawaban yang pasti, pertanyaan itu belum bisa dijawab sekarang. Karena hal itu belum terjadi.

(Just My Opinion... Hanya ingin mengajak untuk melihat peristiwa dari sudut pandang lain)

(AK21/@AjiiKurniawan)

0 comments: