Jangan Sembarang Tafsir Tentang Kelud


Ada hikmah lain yang saya dapatkan dari peristiwa meletusnya gunung Kelud pada 13 Februari 2014 lalu. Saya menyebutnya hikmah, karena jika Kelud tidak meletus mungkin dalam kurun waktu yang lama atau bahkan sampai kapan pun saya tidak mengetahui ilmu ini.

Hal ini terkait adanya pesan berantai yang menafsirkan waktu meletusnya Gunung Kelud dengan beberapa nomor surat dan ayat Al-Qur'an yang beredar di WhatsApp, BBM dan jejaring sosial lainnya.


Saya mengutipnya dari salah satu artikel situs www.bersamadakwah.com edisi Minggu, 16 Februari 2014 (3 hari pasca-letusan Kelud) yang disampaikan teman saya, Eko Budiarta, mahasiswa Teknik Geologi Undip yang dulu pernah satu kontrakan dengan saya. Dan ternyata saat KKN Undip 2014 beberapa waktu lalu kita sama-sama satu Kecamatan di Limpung, Batang. Ia mengirim sebuah link dari situs yang disebutkan diatas ke Timeline Facebook saya tentang tanggapan dari MUI terkait pesan berantai yang dimaksud pasca-letusan Kelud. Berikut isinya :

___________________________________________

Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Fahmi Salim mengingatkan bahwa tanggal dan waktu terjadinya bencana tidak berhubungan dengan surat dan ayat Al Qur’an. Ia juga memperingatkan ancaman keras Rasulullah terhadap orang-orang yang menafsirkan Al-Qur’an tanpa dasar.

“Nomor ayat atau nomor surat dalam Al-Qur’an tidak berhubungan sama sekali dengan waktu atau tempat suatu bencana,” kata Fahmi Salim, Sabtu (15/2), seperti dikutip Islampos.

Fahmi kemudian mengutip dua hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.

“Dan barangsiapa mengatakan tentang Al-Qur’an dengan pendapatnya, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka,” (HR. Turmudzi dari Ibnu Abbas).

“Barangsiapa mengatakan tentang Al-Qur’an dengan pendapatnya, maka ia tetap salah walaupun pendapatnya benar,” (HR. Turmudzi dari Jundub bin Abdillah)

Lebih lanjut Fahmi Salim menjelaskan bahwa tugas seorang Muslim dalam menyikapi bencana ada tiga.

“Tugas dan kewajiban kita saat terjadi musibah adalah istirja’, istighfar dan muhasabah, dosa apa yang sekiranya pernah kita buat. Wallahu a’lam,” pungkasnya.

Sebelumnya, beredar pesan berantai di WhatsApp dan BBM menyusul meletusnya Gunung Kelud, seperti di bawah ini :

Meletusnya G. Kelud tertulis jelas di Al Qur’an.

-Tanggal 13 Bulan 2 (Surat 13 ayat 2):
"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (Makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (Kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu."

-Meletus Jam 22:49, 22:50 (Surat 22:49-50)
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepadamu. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia," 

-Tahun 2014 (Surat 20:14)
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."

---- SUBHANALLAH ----
Inilah peringatan yang NYATA dari ALLAH SWT

_________________________________________

Itulah ilmu yang saya dapat pasca meletusnya Gunung Kelud. Saya menganggap ini sebagai hikmah buat saya. Sekaligus intropeksi yang selama ini telah mengatakan yang tidak ada dasarnya dalam Al-Qur'an dan hanya mengkait-kaitkan belaka. 

Selalu ada hikmah dibalik musibah. Dan inilah yang saya dapatkan dari Kelud. Semoga kita selalu diberi petunjuk untuk mengetahui kebenaran. Dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Aamiin... 

0 comments: