Undip Bukan Eropa ; Gedung Baru (kok) Minim Penghijauan


Jika anda sering lewat jalan tembus Fakultas Peternakan & Pertanian (FPP) dengan Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan (FPIK), mungkin sering melihat gedung yang terpampang diatas dalam ilustrasi artikel ini. Foto tersebut merupakan pelataran salah satu gedung baru Fakultas Teknik yang selesai digarap awal tahun 2015 ini.

Apa yang bisa diamati dari pembangunan gedung tersebut? To do point aja deh ya, dari kacamata saya pribadi, ada satu hal pokok yang sangat menjadi perhatian, yakni porsi untuk penghijauan sekitar gedung yang amat sangat minim.

Amati saja, gedung yang diapit T.Kimia & T.Mesin itu kondisi pelataran hampir penuh dengan susunan paving block. Bagian untuk penanaman pohon atau penghijauan lainnya, amat sangat minim. Atau bahkan tidak ada sama sekali untuk “tempat penghijauan yang ideal”. Karena lahan kosong yang masih tersisa hanya dibagian pojok-pojok bangunan. Itu pun bukan tempat ideal karena akan jarang menjadi tempat lalu lalang mahasiswa.

Rancangan seperti apa dari pembangunan proyek gedung baru ini saya juga tidak tahu. Namun yang jelas, dalam pembangunan infrastruktur, selain membangun gedung, juga harus diimbangi dengan penyediaan lahan hijau yang memadai.

Sepengetahuan saya, yang hanya bisa menjadi pengamat tata ruang bangunan & wilayah -karena dulu pernah tidak tembus SNMPTN jurusan arsitek salah satu PTN di Jateng- (#upsss, ngebuka kartu As), idealnya dalam sebuah proyek bangunan harus menyediakan setidaknya 30 persen untuk lahan hijau. Selain menjadi tempat peneduh, hal tersebut juga berguna untuk menjaga ketersediaan O2 sehingga saat siang hari udara tetap sejuk dan suhu sekitar bangunan tidak terlalu panas.

Namun, jika melihat kondisi bangunan ini, rasanya masih sangat jauh dari harapan tadi. Coba amati dari segi tataan banguan. Bagian pelataran yang didominasi paving block menghadap ke arah timur, yang merupakan arah matahari terbit hingga puncak siang. Jika demikian, sinar matahari yang datang dari arah timur akan langsung dipantulkan oleh susunan paving block karena tidak ada penghalang (pohon).


Sinar matahari dari arah timur akan langsung terpantulkan ke arah bangunan yang berdinding kaca karena tidak adanya pepohonan di pelataran gedung


Pantulan sinar matahari yang langsung dari paving block jelas terasa panas. Karena tidak adanya pohon maupun peneduh disekitar area pelataran. Ditambah lagi, bagian bangunan yang menghadap ke arah pelataran paving block didominasi oleh dinding kaca tembus pandang. Kalau melihat kondisi yang demikian, sepertinya dari pagi hingga siang mahasiswa yang melakukan perkuliahan digedung tersebut harus menyediakan kipas angin. Terlebih musim kemarau.

Hal tersebut tidak berlaku jika bukan dinding kaca tembus pandang, melainkan dinding kaca panel surya yang berguna untuk mengubah energi panas matahari menjadi listrik. Sehingga jika demikian, gedung tersebut akan menjadi gedung pertama di Undip yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga surya (sedikit berpikir ala modern, namun terwujud atau tidak, entahlah -senyum).

Mungkin jika boleh beranggapan, kondisi bangunan yang demikian, terutama dari pelataran yang minim penghijauan, itu karena belum ada penanaman dari pihak terkait (tapi kalau iya dibagian mana akan ditanam pohon?). Anggapan kedua, adalah untuk lahan parkir. Anggapan ketiga, inilah yang sering saya ikuti dan membuat perut kenyang di pagi hari, yakni untuk tempat senam pagi bersama tiap Jum’at #hehe

Tapi untuk anggapan kedua dan ketiga tidak jadi alasan untuk tidak menanam pohon diarea pelataran. Karena Undip bukan Eropa. Yang meskipun bangunan disana minim pohon dan juga terus tersinari matahari,  udaranya tetap sejuk karena Benua Biru berada pada belahan bumi utara yang cenderung beriklim kutub. Sehingga agar tetap sejuk dan nyaman bagi mahasiswa, porsi lahan hijau di Undip memang harus banyak. (Tidak minimalis seperti di Eropa).

Saran untuk pihak terkait, bongkar beberapa susunan paving block yang berada ditengah-tengah dan pinggir pelataran untuk ditanami pohon. Pohon yang dipilih juga bukan sembarang pohon. Pilih pohon yang tipe percabangan batangnya menyebar menyamping seperti di Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP). Untuk dinding kaca tidak perlu diganti dengan panel surya (karena cukup mahal) #hemm

Harapan semoga di pelataran gedung nantinya ada penghijauan

Yah begitulah….! Ini hanya sekedar opini. Entah mau diubah atau tidak nanti biarlah tugas arsitek atau pengelola dilapangan. Karena mahasiswa hanya bisa menjadi pengamat dari luar dan tugas sebenarnya adalah menuntut ilmu. Adapun saya menulis artikel semacam ini adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap kampus Undip.

Sekian artikel ini saya buat. Semoga bermanfaat... #AkuCintaUndip

AK22/@AjiiKurniwan

5 comments:

  1. pasti setiap pembangunan udah dipikirkan matang-matang dari setiap tata letaknya. kita lihat ke depannya saja. Saya juga setuju dengan opininya :)

    ReplyDelete
  2. Buat temen ku ini, ada sedikit gambaran mengenai eropa., di eropa itu kampus banyak lho lokasi hijaunya, jangan salah, bbahkan klo di banding undip aja penghijauannya masih kalah (pengalamanku selama study di sana sih).. Di sana banyak zona hijau, karena mahasiswanya senang sekali belajar, baca buku di lokasi hijau yg terbuka.. Hhehehe.. Sedikit masukan aja.. Dan buat tambah pengetahuan aja.. Tp opininya bagus sih.. Good job

    ReplyDelete
  3. Bukan tidak ada namun belum ada dan sedang dalam proses pengadaan. Lagipula gedung trsebut baru saja dibangun dan nampaknya belum 100% jadi. Dilihat dari operasional gedung yang belum ada.
    Jika panjenengan tidak keberatan bisa dibantu untuk tata letak penanaman penghijauannya.
    But thanks for your comment :)

    ReplyDelete
  4. yah iri ya mas, masuk teknik industri makanya

    ReplyDelete