Ini Lucunya Ramadhan di Indonesia
Ada yang lucu menurut saya saat menjelang Ramadhan tiba setiap
tahunnya, di Indonesia ya ini (Nggak tahu kalau di Negara lain). Kalau kata
orang bijak hendaknya kita mempersiapkan amalan dengan semaksimal mungkin dan
menaikkan intensitas ibadah yaumiyah guna keperluan hidup kita di akhirat
kelak, untuk yang satu ini beda. Apa itu?
Biasa, setiap menjelang bulan penuh berkah ini, tak sedikit para
pedagang menaikkan harga barang jualannya (khususnya harga sembako & kebutuhan pokok
seperti sayur mayur, rempah-rempah, dll) dengan berbagai alasan. Mulai dari
kemauan para supplier-nya, biaya distribusi yang membesar karena faktor
sekunder (misal BBM mahal), terpaksa, bahkan ada yang memang sengaja menaikkan
harga untuk meraup keuntungan.
Apa itu salah? Enggak sih. Tapi lucu kedengarannya. Bagaimana tak
lucu? Yang menjadikan hal tersebut lucu adalah jika menjelang Ramadhan para
pelaku jual beli sangat inisiatif menaikkan harga barang komoditinya tapi tak
dibarengi dengan menaikkan intensitas amalan ibadahnya. Itu sebabnya. Itu yang
menjadikan Ramadhan di Indonesia ini khususnya menjadi “lucu” (menurut saya).
Tentu, artikel ini saya tulis karena sebelumnya saya melihat
berita-berita yang di media massa. Bukan asal tebak. Dan memang, hal ini sudah
menjadi kebiasaan yang turun temurun. Meski tak semua berlaku di daerah
Indonesia. Tapi “selalu” dan “kebanyakan” seperti itu faktanya.
Menyinggung fenomena diatas tadi, sebenarnya saya berharap semoga
yang menaikkan harga barang komoditi tak hanya sekedar menaikkan harga juga
dibarengi dengan menaikkan intensitas ibadah. Supaya tidak terkesan bahwa bulan
Ramadhan hanya dijadikan kesempatan untuk meraup keuntungan. Hanya berorientasi
untuk mendapatkan uang yang banyak. Semoga tidak.
Karena jika ini dibiarkan terus-menerus, secara tak sadar kebiasaan
ini akan menggiring manusia menjadi sosok yang materialistis. Yang hanya ada
dipikiran manusia pokoknya bagaimana bisa mendapatkan uang yang banyak dan
harta yang melimpah. Jangan sampai seperti itu.
Ini lucunya Ramadan di Indonesia, jika sudah jadi kebiasaan para
pelaku pasar, silahkan harga kebutuhan pokok naik (syukur-syukur nggak usah
naik), tapi dengan syarat amalan ibadah juga HARUS naik. Baiknya lagi,
keuntungan lebih yang didapatkan pelaku jual beli karena kenaikan harga itu “dikembalikan”
lagi kepada yang berhak. Karena sebagian dari harta yang kita dapatkan, jika
itu sudah lebih dari cukup, sebagian dari harta tersebut merupakan hak bagi yang
lebih membutuhkan, siapa itu? Fakir miskin.
Ingat berkah bulan Ramadhan.
Menaikkan harga aja semangat, meningkatkan ibadah+berbagi rizki kepada sesama juga
harusnya semangat. Pahala besar menanti.
Sekian. Selamat berpuasa Ramadhan. Semoga bermanfaat. #JustMyOpinion
Usiikum wa nafsii (nasehat untuk sesama dan untuk diri saya sendiri)
Wassalamu'alaikum wr wb.
(AK21/@AjiiKurniawan)
(AK21/@AjiiKurniawan)
0 comments: